BREAKING

Senin, 13 April 2015

Negara Abai Perempuan Jadi Korban!!!


Innalillahi wa innailaahi rojiun.
Bumi berkabung lagi, perempuan berduka. Tanggal 16 Maret 2015, Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Bandung, Jawa Barat meninggal dunia di Hongkong. Elis Kurniasih Binti Ahi Komarudi adalah seorang orang tua tunggal yang memiliki dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Elis berangkat ke Hongkong untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Almh. Elis meninggal di Hongkong ketika hendak melanjutkan kontrak kedua dengan agen yang sama yaitu Sun Light Employment Agency, namun nasib naas menimpanya ketika Elis tinggal di shelter agency, yaitu tertimpa balok penyangga AC yang terjatuh dari lantai 5. Shelter Sun Light Employment Agency beralamat di 1/F, On Ning Building, 425 -431 Shu Kuk Street, North Point adalah tempat penampungan BMI yang sedang mencari majikan, menungu majikan baru atau bahkan bagi BMI yang di PHK oleh majikan. Sun Light Employment Agency merupakan agen yang memperlakukan BMI sangat tidak manusiawi. Agen ini tidak memberikan pelayanan yang layak bagi BMI, dalam shelter yang kecil agen ini memaksakan 20-30 orang tinggal bersama tanpa fasilitas yang layak.
Gambaran dari kematian Elis adalah gambaran yang jelas sekali. Dimana kita bisa melihat dengan jelas bagaimana Pemerintah Indonesia telah abai hingga menyebabkan kematian.

- Elis adalah korban Swastanisasi penempatan BMI -
Swastanisasi adalah penyerahan tanggung jawab penempatan BMI yang dilimpahkan pada pihak swasta yaitu Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang dijamin melalui Undang-Undang No. 39 tahun 2004 yang dibuat oleh Pemerintah RI.
Di satu sisi Pemerintah Indonesia selalu mempromosikan BMI sebagi Pahlawan Devisa yang menghasilkan kontribusi besar kepada negara berupa Devisa, namun disisi lain pemerintah enggan untuk memenuhi hak-hak dan perlindungan terhadap BMI.
“Negara hanya menikmati devisa dari BMI, namun abai melindungi mereka” ujar Dewi Amelia, Ketua SERUNI. Mayoritas BMI di Luar Negeri adalah perempuan dari pedesaan yang tersingkirkan dari Negara akibat adanya berbagai macam persoalan yang terjadi di tanah air.
Sistem patriakal, penggusuran penguasaan tanah dan tidak adanya lapangan pekerjaan dengan upah yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah beban ganda yang ditanggung oleh mayoritas perempuan Indonesia hari ini.
Maka dengan ini Serikat Perempuan Indonesia menuntut pada pemerintah RI untuk bertanggung jawab secara penuh dengan menjamin pemenuhan hak-hak dari almarhumah Elis dan keluarganya serta untuk segera melaksanakan sistem perlindungan sejati bagi Buruh Migran dan menyediakan lapangan pekerjaan yang layak dengan upah yang layak!!!


Pimpinan Kolektif SERUNI (Serikat Perempuan Indonesia)


Dewi Amelia Eka Putri
Cp: 0856 5930 1640


About ""

SERUNI atau Serikat Perempuan Indonesia adalah organisasi perempuan yang memiliki cita-cita kesetaraan gender dan kehidupan lebih baik bagi perempuan Indonesia.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 SERUNI
Design by FBTemplates | BTT