BREAKING

Sabtu, 28 Juli 2018

OBITUARI MAK NUN


Selamat Jalan, Mak Nun…


Pada Selasa, 24 Juli sekitar pukul 20.45 malam, datang pesan pendek yang mengentakkan dada:”Mak Nun meninggal”. Memang sejak 5 bulan terakhir mak Nun dirawat intensif di Rumah Sakit Syf Al Qadri Jeruju, Kota Pontianak, karena menderita kanker payudara stadium 4.

Herlina, atau akrab disapa Mak Nun, panggilan kesehariannya, dikenal dekat dengan mereka yang miskin dan hidup di tengah mereka. Tak terhitung jumlah para petani, nelayan, dan kaum perempuan di Kalimantan barat khususnya di desa Kuala karang, yang tercerahkan, membangun organisasinya yang sejati dan bangkit berjuang karena Mak Nun. Perempuan kelahiran Kuala karang, 1 juli 1966 tersebut ialah sosok yang hidup sederhana dan militan dalam berjuang. Kesungguhan, optimisme, keberpihakannya pada rakyat tertindas, dan kepedulian pada masa depan, hanya sebagian kecil dari karakternya.

Desa kuala karang ialah desa yang terletak di pesisir kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan barat, berbatasan langsung dengan laut China selatan. Awal perjalanan mak Nun sebagai aktifis pertama kali di desanya, saat itu terjadi perampasan tanah akibat pembuatan tambak ikan skala besar oleh sebuah perusahaan, yang kemudian banyak merugikan masyarakat karena kehilangan tanah sampai kehilangan tempat bekerja, selain itu juga masyarakat banyak menderita penyakit disebabkan pencemaran air dan limbah tambak. Sejak saat itu mak Nun mengambil prakarsa aktif mendidik, membangun organisasi Massa nelayan dan berjuang sepenuh hari untuk hak-hak dasar nelayan. KNPS (Komite Nelayan Pantai Selatan) adalah organisasi Massa nelayan pertama yang Ia dirikan bersama para nelayan miskin di desanya. KNPS kemudian berafiliasi dengan organisasi tani nasional AGRA (Aliansi Gerakan Reforma Agraria).

Tak berhenti disitu, mak Nun juga mengorganisasikan perempuan nelayan dan juga perempuan dari berbagai sektor sebagai bagian aliansi yang mendukung perjuangan nelayan Kuala karang melawan dominasi perusahaan tambak besar. Dibawah naungan SPR (Serikat Perempuan Rakyat) Kalbar, mak Nun aktif melakukan aksi dan kampanye problem-problem petani, nelayan dan perempuan di berbagai sektor, yang kemudian pada tahun 2017 organisasi perempuan tersebut berafiliasi dengan organisasi massa perempuan nasional SERUNI (Serikat Perempuan Indonesia).  

Mak Nun bukan orator yang pidatonya menggelegar. Dia lebih banyak berbuat sebagai realisasi atas idealisme dan kata-katanya. Itu sebabnya dia begitu dikagumi oleh para anggotanya. Semangat kerjanya luar biasa. Di usia yang sudah tidak muda lagi, dia masih secara sungguh-sungguh bekerja ditengah-tengah massa. Herlina adalah figur utuh yang eksistensinya di berbagai peran bukan sekadar basa-basi. Dia aktivis, pendidik, pejuang sejati dan pencinta lingkungan hidup.

Di balik berbagai peran itu, Mak Nun bukanlah perempuan yang cengeng, meratapi penyakitnya. Selama beberapa waktu terakhir setelah dokter memvonisnya mengidap kanker, mak Nun tetap bertahan melawan penyakitnya. Tetap menjalankan kerja-kerja organisasi, bahkan terus berekspansi ke desa-desa lain di sekitarnya.

Namun awal tahun 2018 lalu, kondisi mak Nun semakin melemah. Mak Nun menjalani rawat jalan. Sempat dirawat di pertengahan februari 2018, kemudian dilakukan operasi pertama pada bulan maret untuk memastikan apakah penyakit yang dideritanya tumor atau kanker. Ternyata setelah operasi divonis kanker payudara stadium 3.

Operasi kedua untuk pengangkatan payudara sebelah kanan dilakukan pada awal April 2018. Setelah itu direncanakan awal juli akan dilakukan operasi ketiga. Namun karena kondisi yang belum stabil, tekanan darahnya tinggi dan terdapat cairan di paru-paru, maka operasi ditunda dan akhirnya Mak Nun menghembuskan nafas terakhirnya pada 24 juli lalu.

Begitu banyak cerita menarik dan penting mengenai perjuangannya, mulai dari kebiasaannya bercanda dan membuat lelucon yang tak jarang membuat banyak kawan terbahak-bahak saat mendengar celotehnya. Dia menjadi contoh nyata bagaimana menjadi seorang pemimpin sekaligus kawan, ibu, dan guru bagi banyak orang. Kebiasaannya menyayikan lagu-lagu progresif dengan penuh semangat juga menjadi inspirasi tersendiri dalam menyemangati kami untuk tetap teguh berjuang.

Mak Nun kini telah berpulang. Keluarga, sahabat, kolega, dan ratusan anggotanya terpaku kelu mendengar salah satu sosok perempuan pejuang terbaik bangsa mendadak dipanggil-Nya pulang. Hari itu udara Jakarta terasa kering dan panas, namun seluruh bangsa ini basah oleh linangan air mata. Selamat jalan, Mak Nun, semangat juangmu akan selalu terpatri dihati kami, penerus perjuanganmu. Semangatmu akan terus mengalir ke seluruh penjuru negeri tercinta ini.


Jakarta, 29 Juli 2018


Komite Eksekutif Nasional
SERUNI (Serikat Perempuan Indonesia)


About ""

SERUNI atau Serikat Perempuan Indonesia adalah organisasi perempuan yang memiliki cita-cita kesetaraan gender dan kehidupan lebih baik bagi perempuan Indonesia.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 SERUNI
Design by FBTemplates | BTT