BREAKING

Sabtu, 17 Oktober 2020

Pidato Politik Helda Khasmy, Ketua Seruni dalam Peringatan Hari Perempuan Desa Internasional dan Hari Kelaparan Sedunia (15, 16 Oktober 2020)


Kebangkitan Perempuan Desa adalah Kunci Kemenangan Land Reform Sejati Di Indonesia


Land reform sejati masih belum dapat dimenangkan di Indonesia. Kekuatan penggerak untuk memenangkan land reform sejati, baik kekuatan pokoknya kaum tani dan kekuatan pimpinannya klas buruh, serta kaum intelektual perkotaan sebagai pendukung setianya belum memiliki kekuatan yang cukup bila dibandingkan dengan kekuatan yang harus dikalahkan yaitu tuan tanah besar yang menjadi kaki tangan imperialisme di Indonesia. 


Program Land Reform minimum di pedesaan yang menjadikan dua bentuk penghisapan utama di pedesaan sebagai sasaran utamanya yaitu : mengurangi praktek sewa tanah-bagi hasil yang timpang di pedesaan serta pengurangan secara drastis peribaan sekalipun telah lebih baik di era sebelumnya, belum bisa menjadi program dan tuntutan mendesak kaum tani, termasuk kaum perempuan tani di pedesaan.  


Dua program dan tuntutan tersebut seharusnya menjadi poros program dan tuntutan apapun yang diajukan oleh organisasi dan gerakan massa demokratis-nasional di pedesaan, utamanya kaum tani. Di perkotaan isu tersebut, dengan bantuan kaum intelektual rakyat masalah tersebut bisa meluas di kalangan klas buruh dan menjadi semangat perjuangan jangka panjangnya, selain terus memperjuangkan tuntutan perbaikan upah dan kondisi kerja bagi klasnya sendiri.


Pada momentum peringatan Hari Perempuan Desa Dunia-yang dicetuskan dalam Konferensi Perempuan Dunia ke-4 di Beijing 1995 dan diakui oleh PBB melalui Resolusi 62/136 pada bulan Desember 2007 adalah kesempatan berharga untuk memperingatkan diri bahwa MUSUH KAUM PEREMPUAN di pedesaan sangat fokus pada masalah perempuan agar sistemnya bisa berkelanjutan. Agar dominasi imperialisme atas sistem yang berlaku di setiap negeri tetap terjaga dengan baik, dan PEREMPUAN DESA memiliki peranan kunci. Pengakuan secara resmi Konferensi Perempuan Internasional tersebut dan penetapan PBB adalah penegasan belaka atas prakteknya yang telah dijalankan dalam waktu yang sangat panjang, sejak awal abad-20. Imperialisme dan klas reaksioner khususnya di Indonesia sangat memahami betapa pentingnya mempertahankan kaum perempuan secara ekonomi, politik dan kebudayaan berada tetap dalam belenggu sistemnya dan sesekali tidak akan pernah diijinkan berpindah pada kepentingan kaum perempuan desa itu sendiri yaitu menjalankan land reform sejati, menghancurkan feodalisme sebagai basis sosial imperialisme di Indonesia. 


Hebatnya lagi, data akut mengenai kepemilikan perempuan atas tanah di pedesaan yang kurang dari 20%, ketimpangan dalam upah berbasiskan gender mencapai angka 40% dan harapannya apabila perempuan desa dapat “diberdayakan” bisa menuntaskan kemiskinan hingga 150 juta populasi menyamarkan kenyataan seolah-olah bukan mereka sebagai pembelenggu utama – penyebab keterbelakangan kaum perempuan desa di seluruh dunia. Berbasiskan data itu, mereka justru menegaskan bahwa usahanya selama ini benar tinggal di perbaiki dan diintensifkan serta diperluas kembali.    


Bisa di katakan bahwa ide dan praktek pertanian di pedesaan Indonesia, beberapa jenis pekerjaan non pertanian yang berkembang berada dalam belenggu hubungan produksi setengah feodal yang tidak memungkinkan kaum tani, termasuk kaum tani perempuan, mengembangkan tenaga produktifnya secara bebas untuk kepentingan dirinya, masyarakat dan bangsanya. Dia sepenuhnya mengabdi dan bekerja untuk kepentingan tuan tanah besar, langsung maupun tidak langsung, baik dari sisi kepemilikan atas alat produksi, partisipasi dalam kerja dan distribusi hasil kerja.


Selama ratusan tahun sudah sejak era kolonial hingga sekarang di era setengah kolonial imperialisme, Perempuan Desa telah dijadikan kekuatan kunci bagi klas reaksioner menghalangi dan mencegah land reform sejati Indonesia. Mereka berusaha menghalangi dengan berbagai cara perempuan desa bangkit, berorganisasi dan bergerak untuk memperjuangkan kepentingan klasnya dan memajukan desanya. Perempuan desa adalah istrument penting untuk mencegah anak-anaknya dan saudaranya bahkan “mengikat suaminya” agar tidak ambil bagian dalam gerakan demokratis. Saat ini klas reaksioner Indonesia dan negaranya sedang dibimbing oleh imperialis Amerika Serikat agar perempuan, termasuk perempuan desa sebagai “aktor kunci” yang efektif dalam penanganan apa yang disebutnya sebagai ideologi terorisme dan kekerasan ekstrem. 


Seiring pengalaman, perlahan kondisi perempuan desa kita ketahui dengan nyata. Berapa banyak sesungguhnya dari mereka yang bisa ambil bagian dalam kerja pertanian, hanya mengantarkan anak sekolah, “dipaksa keadaan” menjadi ibu rumah tangga dan seterusnya. Berapa banyak mereka yang pandai membaca, menulis, berbicara, berhitung, sekarang mulai ada dalam kepala kenyataan sesungguhnya dibandingkan angka yang sengaja disamarkan negara, Bank Dunia, IMF dan bahkan PBB!


Perempuan Desa telah dididik secara massal sebagai “manager rumah tangga” anti krisis kronis yang tangguh di pedesaan. Bagaimana pun parahnya krisis, berapapun uang belanja yang tersedia, kaum perempuan desa harus dapat menanganinya dengan baik demi rumah tangganya, demi anak-anaknya, demi keluarga besarnya. Saat ini melalui “Bantuan” Tunai Langsung, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Beras Sejahtera (Rastra), berbagai kerja – padat karya serta berbagai aktivitas sosial dan keagamaan bekerja bersama-sama dengan berbagai program ekonomi taktis-agar bisa terus “mendampingi” perempuan desa tetap berada di pihak yang sama, mengabdi pada klas reaksioner yang berkuasa di Indonesia.


Sekalipun sangat sulit, Untuk memenangkan land reform sejati, organisasi dan gerakan demokratis yang bekerja di pedesaan tidak memiliki pilihan lain selain bekerja keras memenangkan kaum perempuan desa terutama dari tani miskin, buruh tani dan tani sedang bawah. Bila perempuan desa dari klas tersebut dapat dibangkitkan, diorganisasikan dan digerakkan sebagai basis massa, maka kemenangan land reform sejati bukanlah khayalan, industri nasional pasti jadi kenyataan. Negara reaksi dan lembaga multi-nasional di Indonesia adalah pemasok dan pengedar “obat penenang” bagi perempuan desa di pedesaan.  


Di tengah semua halangan musuh klas untuk membangkitkan perempuan desa; di tengah lilitan keterbatasan sendiri dalam menjalankan berbagai jenis aktivitas ekonomi, politik dan kebudayaan secara komprehensif di pedesaan; pengalaman organisasi dan gerakan demokratis nasional di Indonesia memenangkan perempuan tani berbagai lapisan dan klasnya bahkan cerita sukses memenangkan perempuan dari suku bangsa minoritas yang sebelumnya sangat terisolasi dan menderita akhirnya bersedia ambil bagian langsung dalam perjuangan land reform sejati sangat menginspirasi dan harus menjadi pelajaran utama.


Meskipun belum meluas sebagaimana di harapkan, pengalaman ini bukan hanya di satu atau dua tempat tetapi telah berlangsung di pulau-pulau besar Indonesia, di pedesaan yang cukup luas hingga pedalaman yang sulit dijangkau oleh transportasi dan komunikasi biasa. Perempuan-perempuan yang telah bergabung dalam organisasi dan geerakan demokratis nasional di tempat tersebut telah menjadi inspirasi dalam hal keberanian bagi anak-anaknya, keluarganya, masyarakatnya bahkan suami dan pasangannya sendiri. Keuletan dan kesabaran para aktivis organisasi massa seperti SERUNI, AGRA, PEMBARU Indonesia serta berbagai organisasi Suku Bangsa Minoritas di pedalaman, organisasi pemukim dan penggarap di tengah hutan memegang peranan penting membantu kebangkitan ini. Mereka adalah pahlawan perempuan desa sesungguhnya.


Selamat Hari Perempuan Desa

Selamat Hari Kelaparan Sedunia

Mari Peringatkan Diri Dengan Keras Agar Terus Sadar Dengan Kepahitan Hidup Perempuan Desa Yang Telah Berlangsung Sangat Lama Di Bawah Sistem Setengah Jajahan Dan Setengah Feodal Di Negeri ini. Agar Terus Sadar Tentang Pentingnya Kebangkitan Perempuan Desa Sebagai Kunci Land Reform Sejati Di Pedesaan.


Hidup Perempuan Desa Dari Buruh Tani, Tani Miskin dan Tani Sedang Bawah

Hidup Seruni

Terima Kasih AGRA, Kabar Bumi dan Pembaru Indonesia dan Anggota FPR Lainnya

Kobarkan Gerakan Demokratis Nasional Hingga Menang

Klas Tertindas dan Terhisap Indonesia, Bersatulah!!!

About ""

SERUNI atau Serikat Perempuan Indonesia adalah organisasi perempuan yang memiliki cita-cita kesetaraan gender dan kehidupan lebih baik bagi perempuan Indonesia.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 SERUNI
Design by FBTemplates | BTT